­

Ramadan Read: Reclaim Your Heart by Yasmin Mogahed

March 13, 2025

 

Bagi jiwa yang kafir, dunia yang menyakitkan. mengecewakan, dan fana inilah surga mereka. Hanya ini yang mereka ketahui.

Berikut adalah salah satu kutipan di dalam buku Yasmin Mogahed yang berjudul "Reclaim Your Heart." That part hits me hard.

Bagi yang sedang mencari bacaan di bulan puasa ini, I recommend this one.

Pertama kali tau Yasmin Mogahed kayaknya dari rekomendasi Youtube setelah beberapa kali nonton videonya Rania Awaad. Beliau merupakan seorang ustazah dari Amerika Serikat keturunan Mesir. 

Sebenernya banyak ya ustazah lainnya yang ada di Youtube, tapi alasan gue suka nonton ceramahnya  karena pembawaannya yang ceria dan positif. Cara ngomongnya enak didenger, mungkin karena lulusan jurnalisme dan komunikasi massa, beliau tau caranya menyampaikan materi dengan baik. Nggak terlalu soft-spoken tapi bukan yang galak teriak-teriak, bisa dibilang lugas dan to-the-point. Jadi, pas tau Ustazah Yasmin nulis buku, ketika ada rezeki gue langsung beli e-booknya.

Jujur Ramadan kali ini surem rasanya, beda banget dari tahun lalu yang pada sibuk takjil war, sekarang sibuk menyelamatkan diri masing-masing. Which is understandable due to current situations. Yah, gue nggak perlu elaborasi seperti apa, karena kita sekarang pasti merasakan dampaknya.

Setelah melihat sosial media atau berita, sering rasanya gue nggak berdaya. Harus ngapain? Sedangkan kemampuan gue pun terbatas.

Ini lah mengapa buku Reclaim Your Heart cocok untuk dibaca, karena pada dasarnya kita diingetin bahwa manusia memang serba terbatas, that's why we must turn to Allah.

Isi dan gaya penulisan

Sebenernya isi dari buku ini tuh banyak, hampir menyentuh semua aspek kehidupan. Terdapat tema besar yang berisi sub-tema yang ditulis secara singkat tapi tidak menghilangkan esensi dari yang ingin disampaikan. 

Cara penulisannya juga terasa ngalir dan mudah untuk dicerna walau pembahasannya cukup deep atau mendalam. Also, shoutout to the translator for doing such a good job. Kadang suka bete kalau baca buku terjemahan tapi kureng enak dibaca begituh :(

Salah satu yang dilakukan oleh Ustazah Yasmin agar konsep kehidupan menurut ajaran Islam lebih mudah dipahami adalah dengan menggunakan perumpamaan. Contohnya adalah di bab Cinta sub-bab "Jatuh Cinta Kepada Hal yang Sejati". Di bagian ini Ustazah Yasmin menceritakan tentang seorang anak yang menginginkan mainan mobil Ferrari di sebuah toko. Anak itu melihat mainan mobil tersebut setiap hari, namun tidak bisa memilikinya. Setiap melihat mobil itu hatinya sedih hingga mungkin berjuang melawan keinginan untuk mencuri. Tetapi, misalkan anak itu melihat wujud asli mobil Ferrari, apakah ia akan tetap menginginkan mobil mainan yang sebelumnya sangat ia idam-idamkan?

Lalu Ustazah Yasmin menyamakan kisah ini dengan keinginan duniawi. Ibaratnya mobil mainan tersebut adalah dunia beserta godaan di dalamnya, baik itu kekayaan, jabatan, kepopuleran, dan lainnya. Kita berjuang sekuat tenaga untuk melepaskannya, kita mungkin masih sulit untuk melakukan itu karena belum melihat atau menemukan sesuatu yang lebih hebat, Model yang sesungguhnya. This world is essentialy a cheap model of what is Real.

Tentu saja di dalam buku ini terdapat kutipan-kutipan dari Al-Qur'an dan Hadits serta ilmu keislaman lainnya untuk mendukung argumen atau pembahasan yang sedang dipaparkan. Tapi nggak cuma itu aja, beberapa kali Ustazah Yasmin memasukkan unsur pengetahuan umum di luar Islam. Seperti yang ada pada sub-bab Pernikahan yang Sukses: Mata Rantai yang Hilang, Ustazah Yasmin mengutip dari penelitian Dr. Emerson Eggerichs yang ditulisnya di dalam buku Love & Respect: The Love She most Desires; The Respect He Desperately Needs. Dijelaskan di dalam pernikahan, perempuan membutuhkan kasih sayang, sedangkan pria menginginkan rasa hormat dari sang istri. Keduanya harus dilakukan tanpa syarat jika menginginkan rumah tangga yang harmonis. Lalu, Ustazah Yasmin mengaitkan penelitian tersebut dengan sabda Rasulullah dan firman Allah.   

Ada satu bagian di dalam buku ini yang menjawab suatu pertanyaan yang sering muncul di benak guedan mungkin di benak banyak orang lainnyayaitu soal: kenapa hal-hal buruk terjadi kepada orang yang baik? Misalnya, kenapa orang yang nggak korupsi hidupnya jauh lebih sengsara dibandingkan mereka yang korupsi?

Nah, di sub-bab "Mimpi Kehidupan", dijelaskan dalam berbagai sudut pandang yang menurut gue cukup rinci dan masuk akal. Sebenarnya, kalau kita baca bagian tersebut, semuanya kembali lagi ke diri kita sendiri. Buat gue pribadi, penjelasan yang diberikan sudah cukup menjawab pertanyaan dan jadi paham mengapa sub-bab ini berjudul "Mimpi Kehidupan." 

Life is a struggle

Buku ini juga menyadarkan gue kalau emang hidup itu isinya pain and suffering. Tinggal gimana kita mempersiapkan diri dan menata cara berpikir. Gue juga jadinya nggak terus-terusan ngerasa jadi korban, penderitaan yang gue alami ini tidak unik dan spesial. Banyak di luar sana yang sama penderitaannya kayak gue, ada yang lebih parah malah. 

Gue tau mengubah mindset itu tidak mudah, apalagi perilaku, easier said than done. Gue juga sering banget malah ngeluh, "kenapa Allah nggak jawab do'a gue?", "kenapa gue harus ngalamin ini?", dan masih banyak lagi. But looking back, ada beberapa hal yang gue minta sama Allah tapi nggak terkabulkan, bertahun-tahun kemudian gue baru bisa mengambil benang merah atau hikmahnya. Itu satu contoh aja, we may never know the answer, only Allah knows best. 

Keep in mind, if we are suffering, don't let our pain fall onto others. Maksudnya, jangan sampai orang lain tuh kena dampaknya. Misalkan kita lagi sedih atau bete atau apa pun itu, temen lagi curhat tapi dia nggak minta saran malah kena semprot kita. Atau lebih kaconya lagi malah adu nasib 🫠 kalau dari sepengalaman gue, mendingan jujur aja "Sorry, gue lagi nggak baik-baik aja nih, takutnya gue malah menyinggung." Begitu juga kalau kita mau curhat, tanya sikon temen kita gimana, mereka available nggak secara fisik dan mental, jangan tiba-tiba curhat karena kita nggak tau mereka sedang mengalami apa. 

Dibutuhkan kesadaran diri yang tinggi memang untuk melakukan itu semua. Pokoknya salah satu do'a yang sering gue panjatkan adalah gapapa gue tua, tapi jangan sampai gue tua dan menyebalkan Ya Allah 🤲🏻 Karena berasa sih semakin tua semakin gampang kesel, no one told me about this.

Reclaim Your Heart mengingatkan kita untuk mengatur prioritas, mana yang harus dipikirkan dan yang tidak tanpa harus meninggalkan kewajiban kita. Intinya jangan terlalu berkutat dengan duniawi. 

Jadi, ketika gue merasa nggak berdaya atas kejahatan dan keserakahan banyak orang, gue hanya perlu mengingat bahwa dunia ini adalah surga mereka, but for the believers this world is a prison.


Sumber foto:

Yasmin Mogahed


You Might Also Like

0 comments