How to Start a Zero Waste Lifestyle

March 29, 2022

Mungkin yang baca blog ini ada yang baru mau mulai gaya hidup minim sampah tapi bingung caranya seperti apa. Dan sepertinya ini akan menjadi post yang cukup panjang.

Pendahuluan sedikit. Jadi, di kantor gue waktu itu ada sharing session dimana, satu tim masing-masing harus presentasi dengan berbagai macam topik. Tadinya mau tema horor, tapi banting setir jadi tentang zero waste hehe. 

Terus gue pikir kok ya mubazir kalau cuma lingkup satu tim kantor aja. Alhasil gue putuskan untuk taro di blog juga. Sukur-sukur berguna.

Oke pertama-tama, zaro waste itu apa? Kalau di Bahasa Indonesia-kan, zero waste = nol sampah. Memaksimalkan siklus hidup sumber daya agar bisa digunakan kembali. Mematahkan konsep redu-reuse-recycle (meskipun nggak salah juga sih), dengan refuse-reduce-reuse. Recycle dan rot (pembusukan) adalah langkah akhir.

Terus kenapa sih dianjurkan untuk mengadopsi gaya hidup zero waste? Ngapain mesti repot-repot memilah sampah? Kan masalah sampah udah ada yang ngurusin. Apalagi yang udah bayar iuran bulanan, ngapain capek-capek lagi heeeei.

Sebelum bahas ke situ, disclaimer aja, gue pun juga dulu nggak terlalu peduli amat soal masalah persampahan ini. Walaupun udah mulai mengenal istilah global warming sejak SMP, but I never thought much of it. Sampai pada akhirnya gue berkesempatan kerja di bidang persampahan ini. Intinya udah nggak terlalu awam lagi. Tapi itu pun butuh proses. Bertahun-tahun kemudian setelah kerja di tempat itu gue baru memulai untuk lebih peduli dengan sampah. 

Kenapa begitu? Karena somehow pikiran ini selalu muncul di otak: De, lo udah tahu tentang persampahan dan realitanya di Indonesia. Kenapa nggak mulai lebih aware?

Pikiran itu terus ada di otak selama berbulan-bulan. Kalau mau ngomongin soal agama, ada salah satu ayat yang ngomongin tentang kerusakan, tepatnya Surat Al-Baqarah Ayat 11: Janganlah kalian membuat kerusakan di bumi. Sebenernya cakupan "kerusakan" di bumi ini cukup luas ya. Kejahatan dan korupsi kan termasuk, but let's not go there. Gue menginterpretasikannya lebih ke arah lingkungan dan persampahan. Gue udah punya ilmunya, kenapa nggak diaplikasikan dalam kehidupan? Yah seperti itu lah.

Puncaknya waktu gue mau buang botol sampo. Akhirnya nggak jadi gue buang. Tapi gue cuci bersih dan gue simpen.

Oke balik lagi ke pembahasan mengapa gaya hidup minim atau nol sampah. 

Permasalahan sampah rumah tangga

Dari grafik di atas, bisa disimpulkan bahwa pada tahun 2020 di DKI Jakarta, sektor rumah tangga mengambil andil paling besar dalam masalah penghasil sampah. Mengapa demikian? Karena waktu itu pandemi lagi heboh-hebohnya, kita bener-bener nggak boleh ke luar rumah. Jadinya segala sesuatunya dilakukan di rumah, dari belanja bulanan sampai pesan makanan. Dan barang atau makanan yang dikirim ke rumah kita pasti menggunakan kemasan atau bungkusan ekstra dan pastinya membuat sampah semakin meningkat. Ini cuma di Jakarta aja ya btw, mungkin di kota-kota lain datanya berbeda.

Gue lupa baca atau nonton di mana, tapi seharusnya kita tidak bisa sepenuhnya menyerahkan permasalahan sampah ke pemerintah. Seharusnya 50% itu dikelola di rumah.

TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Overload

Di atas adalah foto Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Jawa Barat. Sedikit fakta tentang TPST Bantargebang:

a. TPST terluas di Indonesia: 110.3 Hektar

  • 81,91 persen: lahan efektif
  • 18,09 persen: prasarana lainnya (jalan masuk, jalan kantor, dll)
b. Menerima lebih dari 7.000 ton sampah setiap hari dari DKI Jakarta. Jadi meskipun berada di Jawa Barat, TPST Bantargebang menerima khusus sampah-sampah dari seluruh Jakarta. 

c. Sudah overload sejak tahun 2021, gunung sampah semakin tinggi. Overload di sini maksudnya bukan TPST-nya udah nggak bisa dipakai lagi. Tapi gunung sampahnya sudah melebihi batas maksimum, yaitu 50 meter. Tapi bisa jadi juga suatu saat bener-bener nggak bisa beroperasi lagi.

d. Belum ada langkah konkret untuk mengatasi permasalahan overload ini. Pemerintah DKI Jakarta hanya memperpanjang kontrak dengan Bantargebang selama 5 tahun ke depan pada akhir 2021 kemarin. 

Waktu itu pas tahun 2019, gue berkesempatan semacam study tour ke TPST Bantargebang. Bener-bener diajak ke landfill, ketemu warga yang bekerja di sana, sampai mengunjungi salah satu rumah (well, lebih tepatnya gubuk 😔) salah satu pasangan lansia di sana. Mungkin bagi yang penasaran, baunya seperti apa? Jujur kalau yang emang belum terbiasa rasanya kayak "ditonjok." Baunya pun udah mulai tercium dari berkilo-kilometer jauhnya sebelum sampai di lokasi. Untungnya gue ke sana pas bukan musim hujan, kalau iya, katanya baunya bisa lebih parah. Gue ke sana dua kali sebenernya, sekali untuk workshop di satu sekolah, programnya Danone kalau nggak salah. Tapi apakah gue langsung sadar dan mulai pilah-pilah sampah sepulang dari Bantargebang? Tentu tidak kawan. I told you, this whole thing is a process.



Ngomongin proses, marilah langsung kita proses ke pembahasan selanjutnya (maksa wey), yaitu jenis-jenis sampah itu sendiri. Yang gue akan bahas secara garis besar ada tiga: sampah anorganik, organik, dan B3.

1. Sampah Anorganik
  • Sampah yang sulit/tidak bisa terurai
  • Contohnya adalah plastik, styrofoam, karton, kertas bekas, kaca, kaleng, besi, kain dan lainnya
  • Sisa minyak goreng termasuk apa yaa? Ternyata termasuk dalam kategori sampah anorganik cair manteman yang budiman  

Sampah bungkus Indomie yang bertahan hingga belasan tahun

1.1 Jenis-Jenis Plastik

[1] PET atau PETE (polyethylene terephthalate)
  • Kemasan makanan & minuman (botol air mineral, botol minyak, botol saus, botol soda, dll)
  • Hanya untuk SEKALI PAKAI
 
[2] HDPE (high density polyethylene)
  • Personal care & home needs (botol sabun, sampo, detergen)
  • Bisa digunakan berulang kali

[3] PVC atau V (Polyvinyl Chloride)
  • Mainan anak, pipa air, kabel listrik, kemasan, wrapping 
  • Beracun & sulit didaur ulang

[4] LDPE atau PE-LD (Low Density Polyethylene)
  • Kantong kresek, kantong sampah, plastik pembungkus makanan
  • Bersifat elastis, dapat digunakan berulang kali, tingkat kesulitan penguraian sedang

[5] PP (Polypropylene)
  • Kotak makan, botol minum, sedotan plastik, botol obat
  • Aman untuk suhu panas, tingkat bahaya dan kesulitan terurai rendah

[6] PS (Polystyrene)
  • Styrofoam, cup minuman, cooler
  • Mengandung styrene; zat karsinogenik penyebab kanker jika terkena panas, sulit terurai dan didaur ulang

[7] Other atau O 
  • Terbuat dari bahan lainnya selain dari 6 jenis yang telah disebutkan (nomor 1 hingga 6)

Intinya yang paling ideal digunakan itu nomor 2, 4, dan 5. Dan sepengalaman gue, yang paling sulit didaur ulang dan sebisa mungkin dihindari itu nomor 6.

1.3 Terus apa sih yang bisa kita lakukan soal masalah sampah anorganik ini?
  • Mengurangi penggunaannya
  • Setor ke Bank sampah
  • Upcycle: Artinya memberikan nilai ekonomi pada sampah. Biasanya bentuk akhirnya berbeda dari bentuk asli
  • Belanja ke bulk store atau toko curah
  • Kirim ke layanan pengelolaan sampah swasta
1.4 Rekomendasi untuk Sampah Anorganik

Siklus Refill
Siklus Refill ini konsepnya seperti toko curah/bulk store, tapi mereka yang datang ke rumah kita. Kita cukup siapkan kemasan kosong dan bersih untuk produk yang akan kita beli nanti. Meskipun produk-produknya belum terlalu banyak, tapi cukup umum kok yang biasa kita temuin di supermarket. Untuk harga sendiri ada yang bilang lebih mahal, ada yang sama, dan ada yang lebih murah. Tapi menurut gue sendiri nggak masalah sih, toh dia gratis ongkir dan juga kerjasama langsung dari perusahaan produknya, jadinya nggak ada campur tangan pihak kedua atau ketiga. Dan yang terpenting bebas kemasan plastik eeuyy.

Waktu itu beli detergen dan karbol

Dikasih label seperti ini

Link download




Saruga



Kalau Saruga sendiri adalah toko curah/bulk store yang terletak di Bintaro, Tangerang Selatan. Karena dia toko, jadi pastinya produk yang tersedia juga macem-macem banget. Dan Saruga juga udah kerjasama dengan Unilever, jadinya bisa ditemukan beberapa refill station kayak Lifebuoy, Sunlight, Kecap Bango, dan lainnya. Kepoin aja Instagram-nya kalau penasaran. Jangan lupa juga bawa kemasan dan tas belanja sendiri pastinya kalau mau kesini.

Map



2. Sampah Organik
  • Sampah yang bisa terurai secara alami
  • Contohnya : sisa makanan (buah, sayur, dll), tulang, kulit telur, dedaunan, kayu, kotoran makhluk hidup, bangkai makhluk hidup, dan lainnya.
  • Secara logika, sampah organik bisa terurai oleh bumi, tapi apakah sampah organik berbahaya?



Ternyata faktanya tidak seperti itu. Sampah organik yang tidak terkelola secara baik dapat membahayakan bagi manusia, salah satunya buktinya adalaha foto di atas. Foto tersebut adalah kejadian longsor yang terjadi di TPA Leuwigajah, Bandung. Sedikit fakta tentang hari memilukan tersebut:
  • Terjadi pada 21 Februari 2005
  • Korban sebanyak 197 jiwa
  • Melenyapkan 2 kampung dalam sekejap: Kampung Cilimus dan Kampung Pojok
  • Akibat gunung sampah sepanjang 200 meter dan setinggi 60 meter yang meledak dan longsor

Mengapa bisa terjadi?

Sampah organik yang tertimbun lama-kelamaan akan menghasilkan gas metan yang amat sangat rentan meledak. Itulah yang terjadi di TPA Leuwigajah. Di TPST Bantargebang juga sebenernya pernah terjadi kecelakaan serupa, tapi untungnya nggak sampai memakan korban. Dan setau gue, di TPST Bantargebang, di bawah landfill itu ada pipa-pipa yang menyalurkan gas metan tersebut. Setau gue siih, tapi untuk lengkapnya dan teknisnya seperti apa gue juga kurang paham.

2.1 Apa yang Bisa Dilakukan?

  • Hemat makanan dan menghabiskan makanan
  • Membuat kompos sendiri dari sampah organik
  • Budidaya maggot: maggot atau belatung yang dimaksud bukanlah yang biasanya ada di tempat sampah, tapi jenis Black Soldier Fly (BSF). Katanya, larva si BSF ini nggak punya mulut jadinya nggak menyebarkan penyakit. Jadi, si BSF ini bisa mengolah sampah organik 4 kali lipat berat badannya. Plus katanya si larvanya sendiri kaya protein jadinya cocok banget dijadiin pakan hewan
  • Eco-enzyme: merupakan cairan serbaguna yang terbuat dari sampah sayur dan buah segar. HARUS SEGAR, bukan yang busuk yaa. Cairannya bisa dipakai buat apa aja? Jadi pupuk cair, pembersih lantai, bahkan untuk campuran sabun cuci piring.
Budidaya Maggot

Cara Pembuatan Eco-Enzyme

2.2 Rekomendasi untuk Sampah Organik

Surplus Indonesia

Ketemu aplikasi ini nggak sengaja karena lagi scroll Instagram. Surplus Indonesia adalah sebuah aplikasi anti food waste. Jadi, pada dasarnya kira bisa beli makanan dengan harga 50%. Kok bisa? Mereka kerjasama dengan toko makanan atau restoran yang produksinya berlebih tapi masih sangat layak dikonsumsi. Udah ada di beberapa kota juga kok: Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, dan Malang. Sayang banget di tempat gue nggak ada yang available dalam jarak 3 km huhuu. Mungkin di kota lain berbeda ya.




3. Sampah B3

  • B3: Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)
  • Contohnya adalah: sampah baterai, lampu, kaleng bekas obat nyamuk, masker medis bekas, elektronik, dan lainnya. Pokoknya sampah-sampah yang ada di lambang gambar di atas deeh

3.1 Apa yang Bisa Dilakukan?
  • Tidak bisa didaur ulang dalam skala rumah tangga;
  • Bisa tanyakan ke pemerintah setempat (Dinas Lingkungan Hidup) atau bank sampah terdekat untuk pembuangan. Untuk cek bank sampah terdekat bisa buka website-nya Bank Sampah
  • Untuk perempuan bisa ganti menggunakan menstrual cup atau pembalut kain (karena sampah pembalut termasuk sampah residu)
  • Untuk popok bisa mengganti dengan clodi (cloth diaper/popok kain)

3.2 Rekomendasi untuk Sampah B3
ewasterj

Jadi, ewasterj ini adalah sebuah organisasi non-profit yang bergerak khusus di sampah elektronik. "rj" itu adalah singkatan dari nama founder-nya: Rafa Jafar. Menariknya, sebenernya ini tuh cuma sebagai tugas sekolah dari Rafa waktu umur dia masih 14 tahun, tapi lama-kelamaan diseriusin dan jadilah ewasterj sampai sekarang. Drop point-nya juga udah tersebar di mana-mana, ada di Jakarta, Depok, Kabupaten Bogor, Tangerang Selatan, Bandung, Salatiga, dan lainnya. Untuk lengkapnya bisa cek Instagram dan website mereka yaa.

4. Rekomendasi Daily Green Products

5. Rekomendasi Lainnya 

Jadi, tujuan gue sebenernya buat post ini tuh bukan sok-sok jadi penyelamat lingkungan atau apa lah itu, tapi sesederhana mengajak agar kita bisa bertanggungjawab atas sampah yang kita hasilkan sendiri. Di rumah pun gue belum ngurusin sampah anggota keluarga yang lain, baru gue sendiri. Kenapa demikian? Ya karena harus eksperimen dari diri sendiri dulu kalau untuk gue. Tapi kalau mau langsung satu keluarga malah lebih bagus lagi. 

Terus apakah dengan melakukan gaya hidup zero waste bisa mengatasi permasalahan lingkungan? Jujur menurut gue sih nggak ya (karena penyumbang terbesar masalah ini adalah perindustrian, but that's a whole another story). Mon maap anaknya keliwat realistis malah menuju pesimis hehehe. Tapi tetep, ini adalah hal baik yang patut untuk diperjuangkan.

Karena gue juga anaknya nggak mau ribet, makanya gue memberikan banyak opsi yang mudah diaplikasikan sehari-hari kayak mengurangi penggunaan plastik sampai moderasi konsumsi makanan. Banyak banget kok caranya dan terserah mau mulai dari mana. Yang penting konsisten aja dan terus belajar, nggak perlu yang esktrem kayak tiba-tiba tinggal di hutan 😁. 

Jadi bagi yang baru mau mulai, SEMANGAT! Dan yang udah melakukan beberapa hal yang gue jabarkan di atas, YOU ROCK! Semoga kita semua tetap bisa konsisten ya. Amiiiin.

Jika ada pertanyaan, diskusi, atau insight, you are all welcome on the comment section. Have a great day! 😄


Further Readings

  • https://formasibisnis.com/artikel/pengolahan-limbah-b3-sebagai-salah-satu-cara-penanganan
  • https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210824233340-20-684872/limbah-medis-berbahaya-capai-20-ribu-ton-selama-pandemi-covid
  • https://waste4change.com/blog/kondisi-tpa-penuh-indonesia/
  • https://www.merdeka.com/jakarta/mulai-2022-pemprov-dki-bangun-dua-fasilitas-pengolahan-sampah-di-bantargebang.html
  • https://katadata.co.id/safrezi/berita/61bc407383c2b/limbah-anorganik-pengertian-jenis-dan-cara-mengolahnya
  • https://kumparan.com/kumparannews/bom-waktu-itu-bernama-sampah-makanan-1sey9ZZUcFw/4
  • https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/cara-memilah-sampah-di-rumah/
  • https://waste4change.com/blog/fungsi-tps-tps-3r-tpst-dan-tpa/







You Might Also Like

0 comments