Selalu Membludak, Kenapa Jakarta Fair Kemayoran Tetap Ramai Diminati?
July 05, 2024“PRJ lautan manusia nggak kuaaat.”
“Ngapain sih ke Jakarta Fair orang lebih murah di online shop.”
“Masuk JFK mahal banget sekarang, mana gratisannya dikit.”
Komentar-komentar tersebut kurang lebih sering gue temukan di sosial media kalau nyari yang berhubungan dengan Pekan Raya Jakarta (PRJ) / Jakarta Fair / Jakarta Fair Kemayoran (JFK).
Tapi walaupun super ramai, promonya nggak seberapa, dan masuknya lumayan mahal, kenapa pesona event tahunan khas Jakarta ini tetep bisa menarik perhatian banyak orang?
Sejarah
Sejarah sedikit, di tahun 1968 Haji Syamsudin Mangan Ketua Kamar Dagang dan Industri membuat Pekan Raya Jakarta dengan tujuan untuk menyatukan pasar malam dari seluruh wilayah Jakarta serta memamerkan produk lokal. Awalnya diselenggarakan di Monumen Nasional (Monas), namun selang berjalannya waktu pindah ke Jakarta International Exhibition (JIEXPO) Kemayoran.
PRJ selalu diadakan menjelang hari ulang tahun Jakarta yaitu tanggal 22 Juni dan berlangsung selama satu bulan.
Bagi yang bingung nyebutnya apa sih? PRJ, Jakarta Fair, atau JFK? Sebenernya sekarang secara official disebut Jakarta Fair Kemayoran, cuma gue dan orang-orang sekitar tetep bilangnya PRJ. Tidak masalah mau nyebutnya apa. Bebaaas.
Ada apa aja?
Di dalamnya cukup terbilang lengkap, ada baju, skincare, makeup, elektronik, mobil, motor, dan lainnya. Pokoknya apa yang manusia butuhkan (dan tidak terlalu dibutuhkan) ada semua. Tapi main attractionnya memang kuliner, mungkin 60% - 70% didominasi booth F&B.
Tapi nggak cuma ada barang-barang sama makanan doang, di sini juga ada wahana yang biasa kita liat di pasar malem, rumah hantu, tarot reading, karnaval, konser musik setiap hari, sampe donor darah. Belum lagi booth yang kadang suka bawa artis atau bintang tamu, kayak Kapal Api yang nampilin MALIQ & D'Essentials. Istilahnya one stop destination karena semua bener-bener ada.
Pengalaman pribadi
Gue sendiri pertama kali ke PRJ tahun 2019 pas udah tua dan bareng-bareng temen kerja. Waktu kecil nggak pernah ke sana soalnya emang lumayan jauh kalau dari rumah, apalagi jaman dulu belum ada tol dan cuma punya motor Vespa. Mungkin orang tua gue mager ngajak anak-anaknya pergi terlalu jauh.
Jujur gue seneng banget sih ternyata emang se-fun itu! Waktu itu gue pergi bertujuh dan kami semua super happy karena most of us have never been to PRJ. Waktu itu kita dateng pas hari Kamis jadinya lautan manusianya masih manusiawi (??). Gue inget beli koper 25 liter harganya Rp300.000 dan tas ransel lipet League (harganya lupa, kayaknya sih Rp75.000). Sisanya kita kulineran sambil kalap beli snack 10 ribuan yang packagingnya super hebring itu. Temen kerja gue sampe beli 10 pcs padahal dia masih harus pulang ke BSD naik kereta 🤣
Karena gue ngerasa nggak puas cuma sehari, gue ngajak nyokap ke sana di minggu yang sama tapi hari Sabtu. Ini pun ternyata kali pertama dia ke PRJ. Kami beli wajan Maxim, mangkok plastik 10 pcs, dan hair dryer Philips, sama sedikit perintilan snack soalnya naik KRL jadi nggak bisa bawa banyak. Dulu weekend tahun 2019 kalau nggak salah tiket masuknya 40 ribu.
Setelah tahun lalu absen akibat jiper katanya terlalu rame dan banyak copet, akhirnya tahun ini gue ke sana lagi berdua bareng temen. Kami naik TransJakarta (TJ) 2C yang cuma beroperasi pas PRJ berlangsung dari halte Balai Kota dan turun di halte JIEXPO.
Untuk tahun ini harga tiket masuk tanpa konser itu: 40 ribu hari Senin, 50 ribu Selasa-Jumat, 60 ribu Sabtu-Minggu. Ada juga tiket bundling keluarga, bundling konser, bundling VIP yang bisa dilihat secara lengkap di PRJ official ticket website.
Gue memutuskan untuk beli tiket untuk hari Selasa. Karena kalau weekdays mereka bukanya itu sore pukul 15.30, gue berangkat sekitar pukul 13.30. Sampe sana pas banget gate dibuka dan ngantri masuk lewat pintu 2A.
Seperti biasa gue amazed sama booth tenant yang megah dan kreatif banget 😮🤩
Kami berdua hampir muterin seluruh area PRJ, keluar masuk hall buat liat ini itu dari open space, ke hall UMKM, hall beauty, hall elektronik, dan hall perlengkapan dapur. Yang menarik buat gue selain open space, ya hall yang berisi skincare dan make-up heheh. Brand yang ikut juga beragam banget ada Madame Gie, Wardah, Skintific, Herborist, Guardian, BLP Beauty, Somethinc, dan dll. Pokoknya merek-merek yang sudah sangat familiar.
Kita menghabiskan waktu sekitar 5 jam, pulang jam setengah 9 menghindari bubaran konser karena pasti bakal super ruameee. Gue sama temen gue pisah baliknya, dia langsung ke Stasiun MRT Bundaran HI sedangkan gue naik kereta ke Stasiun Kampung Bandan.
Kenapa masih diminati?
Balik lagi ke million-dollar question: kenapa orang-orang masih pada mau mampir ke PRJ mengingat banyak juga kekurangannya? Ini semua purely berdasarkan pengamatan dan kesotoyan gue ya, jadi harap maklum.
Yang pertama nilai historis. Event ini udah ada dari tahun 1960an, para pejabat dalam dan luar negeri pernah berkunjung ke PRJ. Karena mungkin udah ada selama 56 tahun, PRJ bisa dibilang salah satu event yang ikonik. Jakarta bangat dah!
Ruang rekreasi. Hiburan Jakarta dan kota-kota di sekitarnya itu terlalu didominasi oleh mall, jadinya orang-orang pada jemu. Ditambah berbarengan juga sama libur anak sekolah, nggak heran kalau warga Jabodetabek memilih untuk ke PRJ buat menghabiskan waktu liburan.
Ritual tahunan bagi beberapa orang. Mungkin ada yang keluarganya selalu berkunjung ke PRJ dan nggak mau ketinggalan setiap tahunnya. Ini juga berhubungan dengan nostalgia, gue liat banyak lansia yang dateng walaupun bejubel sama pengunjung yang lebih muda (cerita sedikit, pas naik TJ 2C gue stres karena penuh banget, senggol-senggolan, terombang-ambing pas busnya belok. Tapi ibu-ibu sama para lansia malah ketawa-tawa padahal mereka berdiri. Salut 😭) Selain gratis, bisa jadi PRJ adalah tempat di mana banyak kenangan pas mereka muda dulu.
Penasaran. Banyak yang gue liat di sosmed orang-orang pada pengen tahu apa sih PRJ? Pengen ngerasain secara real sensasinya. Apalagi sekarang bertebaran video info promo-promo yang lagi berlangsung.
Butuh budget berapa?
Sebenernya budget untuk ke PRJ itu bervariasi, tergantung hari apa, pilih tiket yang mana, sama keteguhan hati menahan hasrat belanja serta jajan 😌
Tapi untuk gambaran gue akan menjabarkan pengeluaran kemarin.
Transportasi & tiket masuk:
1. Tiket masuk non-konser weekday: Rp50.000
2. Berangkat dari rumah ke Stasiun MRT Lebak Bulus: Rp20.000
3. MRT ke Bundaran HI: Rp14.000
4. Transjakarta dari Bundaran HI – Monas – Balai Kota – JIEXPO: Rp3.500
5. Gojek dari JIEXPO ke Stasiun Kampung Bandan: Rp10.500
6. KRL ke Stasiun Jurangmangu: Rp3.000
7. Maxim ke rumah: Rp12.000
Total = Rp113.000
Untuk biaya makan dan belanja ini gue barengin bareng temen karena ada beberapa item yang kita beli sharing.
Makan:
1. Teh Botol Sosro 3 botol: Rp10.000 (tukar voucher)
2. Teh Prendjak 2 cups: Rp5.000 (tukar voucher)
3. Nasi Telur Barendo Mercon: Rp30.000
4. Sate Padang: Rp35.000
5. Dimsum 4 pcs: Rp30.000
6. Le Minerale: Rp5.000 (Ini sebenernya termasuk mahal, tapi bisa beli 4 botol seharga Rp10.000. Gue nggak beli soalnya berat bawanya)
Total makan untuk dua orang adalah Rp115.000.
Salah satu booth buat tuker voucher |
Ini adalah hasil barang-barang yang dibeli setelah 5 jam muterin PRJ:
1. Paket Indomie + Tote Bag 2 pcs: Rp60.000 (@ Rp30.000)
2. Sinjaya Snack 3 pcs: Rp100.000 (@ Rp35.000)
3. Cushion BLP Beauty: Rp159.000
4. Sheet Mask BIOAQVA 20 pcs: Rp50.000
5. Eye Mask BIOAQVA 5 pcs: Rp10.000
6. Oatside 6 pcs + Little Bag: Rp36.400
Karena untungnya kita berdua sing eling, jadi menurut gue ini masih cukup waras ya total belanja dua orang Rp415.400.
Jadi kalau mau aman mungkin seorang budget ke PRJ Rp350.000 – Rp400.000. Tapi lagi-lagi ini tergantung orangnya. Kalau mau puas ya bawa sejuta lah wkwkwk.
Tips
Ikuti beberapa tips ini kalau mau lebih nyaman ke PRJ. I’ve been here four times, pernah dateng pas weekday dan weekend dan pakai kendaraan pribadi serta transportasi umum:
1. Beli tiket resmi
Beli ticketing resmi dari website. Kemarin gue liat 3 orang perempuan, kayaknya sih masih pada kuliah ya, sepertinya bermasalah pas scan tiket. Sejujurnya gue nggak tau masalah benerannya apa, cuma gue curiga mereka beli di orang bukan ticketing resmi jadi kemungkinan barcodenya itu udah dipake terus dijual lagi. Jadi better beli di resmi aja atau nggak beli sama yang udah beneran kenal. Gue pernah sih jual tiket gue di Twitter tahun kemarin hehe. Tapi gue nggak nipu kok jual rugi malah.
2. Datang di hari kerja
Gue paham bahwa nggak semua orang punya waktu ke PRJ di hari kerja, tapi kalau bisa nih mendingan jangan weekend. Gue pernah dateng pas weekend itu manteb banget crowdnya, jalan aja susah dan mau liat booth juga terlalu banyak orang. Tapi kalau memang terpaksa weekend, datengnya lebih baik pagi (open gate jam 10). Oh iya dan kalau mau weekday, jangan di hari Senin karena itu tiket yang paling murah jadi sama aja kayak weekend 🤣
3. Naik transportasi umum
Sebenernya ada positif dan negatifnya kalau naik transportasi umum. Positifnya nggak perlu pusing ngantri nyari parkiran (karena ini ngabisin waktu), negatifnya nggak bisa belanja terlalu banyak. Tapi gue tetep prefer naik transportasi umum soalnya lebih menghemat waktu dan nggak uring-uringan soal parkir. Bisa naik TransJakarta 2C (yang cuma ada pas PRJ), turun di JIEXPO. Atau bisa juga naik Commuter Line / KRL dan turun di Stasiun Rajawali lalu lanjut transportasi online. Kalau mau naik TransJakarta, rute 2C weekdays tersedia di pukul 3 sore ya.
4. Cari gate masuk yang lebih sepi
PRJ ini punya beberapa gate, gue saranin jangan masuk dari main gate. Ada yang bilang gate 6A cenderung lebih sepi. Kemarin karena gue turun di halte TransJakarta, gue masuk dari gate 2A dan ngantri masuk nggak lebih dari 15 menit.
5. Bawa uang cash
Di PRJ nggak semua booth menyediakan QRIS atau mesin EDC plus kadang suka susah sinyal. Sebenernya ada ATM, cuma lumayan ngantri. Jadi lebih baik bawa cash secukupnya dari rumah.
6. Olahraga sebelum ke PRJ
Gue nggak tau sih orang lain gimana, tapi buat gue ke PRJ itu sama aja olahraga karena kita jalan kaki terus plus bawa beban barang. Pulang-pulang kaki gue sakit dua hari baru ilang 🫠 Jadi, for maximum experience lebih baik biasakan jalan kaki dulu sebelum ke sini.
7. Bikin rencana mau ke booth apa aja
Saking luasnya ini tempat, gue sarankan lebih baik udah tau mau mengunjungi booth yang mana. Semua informasinya ada kok di website. Kenapa? Karena semakin malem semakin membludak yang dateng. Misalnya, mau ke booth Chocomory buat beli Tiramisusu, berarti langsung ke boothnya setelah masuk. Pokoknya kalau mau nyobain yang viral di sosmed itu kudu gercep. Atau mau nuker gratisan. Tahun ini dapet Yogurt Cimory stick, berarti langsung samperin boothnya Cimory.
Mie Gaga, salah satu booth yang paling ngantri |
Mungkin yang spesifik itu aja, sisanya standar kayak pakai baju dan alas kaki yang nyaman, hati-hati kalau bawa barang (rawan copet), dan kalau bawa anak kecil juga dijaga karena banyak informasi anak hilang.
That’s it from me! Selamat jalan-jalan dan enjoy PRJ 🙌🏻
0 comments