Alasan Mengapa Orang Indonesia Senang Basa-Basi Nggak Penting

October 19, 2020

 


“Ih kamu gendutan deh.”

“Kurus banget sih.”

“Eh pacarnya mana? Sendirian terus.”

“Pacaran udah lama, kapan mau nikah?”

“Nggak mau tambah anak lagi? Nanti keburu tua loh.”

Pernahkan kalian mendengar salah satu perkataan di atas? Kalau iya, marilah kita tos ✋.

Kalimat-kalimat tersebut dinamakan basa-basi. Menurut KBBI, basa-basi itu artinya: “ungkapan yang digunakan hanya untuk sopan santun dan tidak untuk menyampaikan informasi, misalnya kalimat “apa kabar?” yang diucapkan apabila kita bertemu dengan kawan

Lucunya ada kata-kata ‘sopan santun’ di dalam pengertian basa-basi, tapi nyatanya di dalam pengaplikasian hal itu kerap tidak terjadi.

Curhat sedikit, waktu itu gue kerja di suatu perusahaan, terus kolega gue selalu bilang gini “Ah si Dea mah kurus banget” atau kalau misalkan gue mau ngangkat barang berat, salah satu dari mereka ada yang ngomong “Jangan De, ntar lo malah jatoh lagi.” Awalnya sih gue ngerasa yah mereka lucu-lucuan aja. Asal njeplak. Tapi gue yang awalnya nggak peduli sama sekali sama berat badan gue, lama-lama karena keseringan gue malah jadi insecure. Di rumah gue jadi kebih sering nimbang dan ngaca sambil membatin “Emangnya ada yang salah ya sama diri gue?”

Contoh kasus gue mungkin hanya salah satu kejadian yang masih biasa aja. Banyak sekali jenis basa-basi yang lebih nyakitin di luar sana.

Karena gue gemes dengan topik ini gue sampe bikin pertanyaan di Instagram: Basa-basi apa yang paling ngeselin?

Sejujurnya gue nggak nyangka lumayan banyak yang respon dan basa-basi yang mereka terima cukup bikin garuk-garuk kepala:







Itulah beberapa respon yang gue dapet. Gue yang baca sampe ketawa miris dan ikutan kesel juga.

Terus semua kejadian ini membuat gue berpikir, kenapa ya orang Indonesia suka banget basa-basi nggak penting? 

Budaya & Kebiasaan

Orang Indonesia yang memang terkenal ramah dan segan kayaknya nggak bisa langsung ngomong to-the-point, rasa-rasanya tidak elok dan tidak sopan. Misalnya kalau ada seseorang yang meminta untuk pinjam uang kan tidak mungkin ujug-ujug langsung ngomong ke intinya, pasti diawali dengan menanyakan kabar atau kondisi.

Sebagai Pembuka Percakapan

Faktor ini yang memang biasanya penuh dengan basa-basi menyebalkan. Contohnya pas kita datang ke pernikahan atau acara keluarga sendirian, pasti ada aja yang nyeletuk “sendirian aja nih?”, terus nanti dia sok asik ajak kita ngobrol tanpa ada beban apapun sehabis melontarkan basa-basi yang terdengar nggak enak di kuping.

Menjaga Kerukunan dan Keharmonisan antar Sesama

Menurut naskah publikasi berjudul “Fungsi Basa-Basi dalam Tindak Bahasa di Kalangan Masyarakat Jawa (Kajian Pragmatik)” karya Lina Nuryani dari Universitas Muhammadiyah Surakarta, basa-basi adalah suatu bentuk konkret demi mencapai kerukunan di dalam masyarakat, khususnya di Jawa. Dan menurut gue ini cukup bisa dilihat di masyarakat pada umumnya, dengan melakukan basa-basi diharapkan hubungan antar individu bisa terjaga lebih baik lagi.

Sejujurnya gue tidak against basa-basi sih. Karena berdasarkan studi yang dilakukan oleh University of Chicago yang diambil dari Kompas.com, basa-basi yang dilakukan justru berdampak positif untuk kondisi emosional serta kemampuan bersosialisasi para relawan yang mengajak bicara orang asing di perjalanan menggunakan kereta. Nah, kalau jenis basa-basinya positif kayak contohnya menanyakan kita sedang sibuk apa, lagi suka ngerjain apa, dan bentuk basa-basi lainnya yang memiliki tujuan bermakna dan membuat orang yang dibasa-basiin jadi senang, gue sangat mendukung sekali.

Terus bagaimana caranya supaya kita tidak terbawa emosi menghadapi terpaan basa-basi ngeselin?

Terkadang memang sulit untuk menghadapinya tetapi jangan sedih apalagi terlalu baper, coba kita take a step back dan lihat kondisi si penanya. Apakah kita tahu apa yang sedang orang itu alami? Apakah dia sedang mengalami masalah hidup? Kalau iya mungkin dia sedang membandingkan diri dia dengan kita. Berusaha mencari tahu apakah kehidupannya lebih baik daripada kita. Tapi kalau memang dia baik-baik saja, mungkin memang pertanyaannya serius. Mereka beneran concern tentang kondisi kita.  

Tetapi mentang-mentang gue bikin post kayak gini, gue juga bukan orang suci yang lepas dari dosa basa-basi ngeselin. Gue pernah juga melakukan itu dalam keadaan sadar, sengaja dan juga tidak sengaja. Kayak udah kebiasaan aja gitu. I am also at fault tetapi gue mencoba dengan sekuat tenaga untuk tidak melakukan basa-basi tidak penting lagi. Walaupun kadang masih keceplosan juga.

Intinya, kita memang tidak bisa terlepas dari basa-basi karena memang kebiasaan ini sudah mendarahdaging dari jaman dahulu kala. Mungkin yang kita bisa lakukan adalah lebih mindful dalam berbicara. Sebenarnya tidak terpaku hanya dalam hal basa-basi saja, tapi juga di saat kita berbicara dengan orang lain secara umum. Sebelum keluar kata-kata dari mulut kita, sebaiknya ditelaah dulu, liat situasi dan kondisi serta lihat pula lawan bicara kita. Jangan sampai perkataan kita menyinggung apa lagi menyakiti orang lain.


You Might Also Like

2 comments

  1. Saya terpanggil dengan judul blog ini haha
    basa-basi memang susah-susah gampang sih, harusnya orang indonesia ada pelajaran bagaimana basa-basi yang benar 😂

    Sekarang ini, diumur ini haha paling sering kalau ditanyain kapan nikah.. basa-basi paling populer dikalangan perempuan, tapi anehnya kalau para lelaki ngga ditanyain kaya gitu haha
    Awalnya aku risi juga kalau ditanya seperti itu, tapi sekarang sudah jago kalau ngejawab pertanyaan itu 😄

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahah iya benar kayaknya harus ada seminar gimana caranya berbasa-basi yang baik.

      Hmm bener juga ya kalo cowok jarang ditanya kapan nikah..

      Waah mbaknya hebat berarti udah nggak terlalu mikirin kalo ditanya kayak gitu, kalau saya sih kadang masih suka kesal hehe.

      Delete